I’m Sorry For Being Good

I’m sorry I had to watch you having a nice and warm conversation without involving me
I’m sorry for what I saw, and that’s made me falling apart
I’m sorry I had to tears up my cheek because I see you giggling
I’m sorry for being sensitive, and made you think that I’m a weak and poor person
I’m sorry for being honest, and made you think that I’m naïve
I’m sorry for spoke softly and politely, and made you wrathful at me
I’m sorry for being a decent person, and made you want to kill me
I’m sorry I’ve seen the truth, and made you ditched me
I’m sorry I’ve wasting your precious time by reading this garbage.

[Friday, 7/3/2014 – 12:21]

_gloom02 _gloom06

Posted in Uncategorized | Leave a comment

(spasi)

ada spasi tak terbatas
ketika kamu sedang tenggelam dalam riuhnya dialog dalam air,
pada saat itu, muncul ratusan tanda tak terbaca
yang tertempel pada salah satu halaman kosong pikiranku
ketika aku sedang tersesat di ruang hampa

ada banyak sekat yang merefleksikan definisi lingual secara berlawanan
merah jadi biru
biru jadi abu-abu

kita saling melemparkan gumpalan ambiguitas yang terus beradu
lalu kita saling menyiram bongkahan emosional yang bergerak melaju
lalu kita saling kaku
menggigil lalu membeku

lalu kita saling mengurai spasi yang terus berasap
hingga kita dihujani waktu
lalu hujan
lalu diam
lalu sepersekian detik kita tersentak
tertampar realita yang kita bakar
diliputi sesal

aku tidak bisa membaca panasnya sikapmu
kamu tidak bisa mencerna dinginnya kata-kataku

tapi,
ada tangan yang harus digenggam
ada tubuh yang harus dipeluk
ada teduhnya mata yang menyimpan sejuta kenyamanan
ada hangatnya senyuman yang selalu muncul dalam pikiran
ada sejuta tanda yang ingin dicumbu
dan ada aksara emosional tak terbatas yang harus kita baca, lalu kita susun menjadi buku.

–kamarku, 10/10/12.
sore hari.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Senyap


ruang dalam atmosfer kimia kepalaku nyaring mendengung
bergejolak bergema bertanya
apa yg ada dalam algoritma pikiranmu, pria ruang hampa

seperti apa nada dan suara yg dilukiskan dalam lamunannya
seperti apa bentuk kepingan emosinya,
yang ia bungkus rapat dalam pintu berdinding rasional
yang bertumpu pada tangga paradoks dijalin benang absurditas penuh warna

aku tahu ia menyimpan luka berbentuk perspektif bipolar
yang hanya ada dalam dimensi bawah sadarnya yang terus berpendar
aku berharap bisa membuang luka yang menggerogoti ruang raganya
dan membuangnya jauh keluar angkasa melewati semua intimidasi air mata yang berakar

biarkan semua senyap sesaat
biarkan rasaku merayap menyelinap
lalu jiwamu membingkai senyum bahagia dalam arteri yang pekat

*kamarku, kamis malam. 9pm. 2/8/2012

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Ragu

Akankah bertemu,
Ketika monster kopi membidik sebuah dialektika
Lalu manusia senja mulai bersuara,
Bersama jejak kaki merah menyala.

Mereka berbicara, sebentar saja
Belum mengerti imaginarium apa yang bisa membuat mereka tertawa,
Atau sekadar mencairkan kebekuan bahasa diantara keduanya

Monster kopi berbicara melalui lensa semiotiknya,
Manusia senja berbicara dengan barisan pesona aksaranya,
Akankan mereka bisa berbincang dalam genangan wajah yang merona

Lalu manusia senja pergi,
Kembali dalam lautan penuh suara
Monster kopi kembali merajut aksara penuh tanya

Ia diselimuti ragu,
Akankah mereka bertemu?

–my room. 08/04/2012. 02:08am. #np immanu el – to an ocean.
*pic taken and edited by: me.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Kemana?

[aku] sedikit sentimental.
atau mungkin sangat sentimental,
hari keramat kemarin.
ada yg kurang, ada yg hilang.
sejenak, aku merasa dilupakan, tak dipedulikan. sama sekali.
lalu kembali peduli bahwa aku tak dipedulikan.
bahwa hanya ada satu pesan singkat dengan kata-kata yang ‘dingin’.
tidak bersahabat. seolah bukan dari sahabat.
kata-kata yang terlihat hanya sebagai formalitas.
kata-kata yang dingin tanpa makna.
hanya sebaris kalimat yang terasa kering dan keluar begitu saja,
seperti mengeluarkan batuk dari tenggorokan.
sebaris kalimat yang membuatku sedikit sentimental.
atau terlalu sentimental.
sedih. menangis. tak bisa mengirimkan kata-kata,
atau bertanya ada apa?
mengapa ia hanya mengirimkan sebaris kalimat ‘dingin’,
yang terdengar hanya sebagai pola dari mesin pengingat.
tanpa diikuti pelukan hangat atau kecupan mesra.
kemana pelukan hangat dan tawa gembiramu untukku?
aku bahkan tak bisa menduga,
mengapa dia tak peduli untuk tak peduli dengan sebaris kalimat dingin,
yang membuatku tak bisa untuk tak peduli barang semenitpun.
apa memang benar-benar begitu?
aku tau, ini terlihat tak bermutu.
hanya beberapa baris kalimat yang keluar begitu saja
dari kesentimentalanku yang tak bermutu,
buatmu.
selamat ulang tahun untukku.

*pic taken by: @sugendrik

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Sepi?

Apa yang lebih baik dari sebungkus sepi?
Mungkin segelas hingar-bingar,
Atau sekardus lensa psikedelia
Atau barangkali sekeranjang hedonisme?
Blah.
Aku bukan peri yang bisa mematahkan hati semua pria,
Yang mampu membunuh mereka dengan visualisasi surga,
Sempurna.
Di mata mereka.
Dia juga telah mengoyak habis jantungku
dengan tampilan mesra berlumur pda.
Oke, aku terluka karenanya.
Sangat terluka.
Tapi, ia tak (perlu) tahu.
Mungkin, semua manusia dan alien tahu,
Aku adalah monster.
Bukan pusat tata surya dan sama sekali tak memiliki visualisasi surga,
Yang diinginkan mereka semua.
Sebagian dari mereka lebih suka aku terjun saja,
Terjun ke dalam jurang paradigma.
Dan aku bertanya sekali lagi,
Apa yang lebih baik dari sebungkus sepi?
Tidak ada.

–kamarku, 2:45 am. 19/02/2012.
Hammock – sinking inside yourself. #np
*pic taken by @GatotCaesar, edited by me.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Dusk

Aku suka tempat ini.
Ia serupa kilauan serbuk yang membuat candu, ingin datang lagi dan lagi.
Menyepi, menikmati waktu yang tidak harus dibeli, tapi menghabiskannya sesuka hati,
Seolah ada bertumpuk-tumpuk waktu yang disajikan, untuk kulit dan otakku.
Tenang, menyenangkan.
Jauh dari suara knalpot, gonggongan anjing nakal, tukang-tukang yang sibuk membangun rumah, atau suara satpam yang sok galak.
Aku suka membaui udaranya ketika pagi, teduhnya sinar siang, indahnya warna oranye sore, dan dinginnya malam.
Dan aku paling suka duduk didekat jendela.
Sambil menikmati angin yang menghampiri, menyapukan sejuk dan hangat tubuhnya ke kulitku,
Sambil melihat dan menyapa dunia melalui laptop bututku,
Sambil tiduran dan melihat segala kekonyolan dan hal tidak penting yang ada di tv,
Sambil mendengarkan pria berwajah Layur bergitar dan menyanyi.
Dia terus memetik gitarnya, dan aku sesekali ikut bernyanyi.
Terus mendengarkan lagu syahdu hingga aku tertidur.
Aku ingin terus ke sini,
Menikmati manisnya pagi, dan hangatnya senja.

*all pics taken by: me

Posted in Uncategorized | 1 Comment

Alienasi

Aku dilupakan. Ditinggalkan.
Wajar(kah?)
Aku bahkan bingung dengan diriku sendiri.
Karena wajah ini serupa kanvas tak terbatas.
Yang merepresentasikan dunia.
Dunia bawah sadarku yang terlalu penuh dengan derasnya absurditas
dan hiruk-pikuk delusi, serta jejak kaki melankolik dan obsesi.
Tapi siapa peduli?

Aku selalu dikalahkan oleh tarian peri-peri pusat tata surya,
yang mempunyai sejuta senjata hegemoni.
Ketika semua nafsu berpesta dan merayakan lajunya amor-fati,
dengan berenang-renang dalam warna-warni substansi,
aku ikut didalamnya.
Tanpa peduli hangatnya racun yang menggerogoti.
Siapa peduli?

Akal sehatku pelan-pelan larut dalam cairan kontemplasi.
Rasionalitasku terbang bersama sayap-sayap semu selebrasi.
Semuanya terlukis bagus.
Sebagus lukisan seniman yang selalu menghisap serbuk semiotiknya,
dan duduk diantara kabut dan senja.
Tapi setelah itu semua pergi.
Jiwa dan raga kembali sendiri.
Tapi siapa peduli?

Ketika tawa berubah menjadi tangis,
Ketika tangis berubah menjadi luka,
Ketika luka berubah menjadi darah,
Dan ketika darah mengalir deras,
Ketika itu senyum terukir di wajah.
Dan aku masih sendiri.
Menikmati tusukan alienasi, dan dikuliti oleh persepsi,
dalam hiperrealitasnya dunia.

–kamarku. 01:50 am. 05/12/2011.
#Mogwai – Friend of the Night.

*pic taken and edited by: @sugendrik

Posted in Uncategorized | Leave a comment

di udara

Aku masih bersuara, akulah teman bicara
Aku masih menyapa, aku tak pernah kabur dari entah siapa
Dunia bawah bantalku sudah menungguku
Merebahkan kepalaku keatasnya
Tapi kolam ingatanku masih jernih gemericik,
Dan aku masih mendapatimu berenang-renang di dalamnya
Dan aku masih terjaga untuk membalas semua pesan sinyal di udara…

—sent to my inbox. 12 Oct 2008. 12:45am.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

[no title]

If you can’t fly, run
If you can’t run, then walk
If you can’t walk, just sit
If you can’t sit, go to sleep
And when you sleep, you could fly as high as you want
Don’t fight for a feeling
Use your heart instead of your eyes
Touch with your nerve instead of your skin
You’ll be deep drowned at the moment,
But you would lifted high for eternity.
Grown up!

—sent from Uncle Hakeem. 18 May 2008. 02:57 am.

Posted in Uncategorized | Leave a comment