….sungai

Pria pelukis senja membawa sebongkah ranting dunianya
Mulai mendongengiku dengan jutaan bunga aksara
Dalam toples kaca berisi pasir kata-kata

Ia menawarkan segelas canda tawa
Yang dibalut aroma robusta
Berbagi hujan dan suara dalam semangkuk sungai tangis tawa dunia

Terkadang aku bingung dengan warna-warni mesin waktu pikirannya
Tetapi aku tetap bermain layang-layang di halaman semiotikanya
Menikmati setiap jengkal kilauan nada dalam kanvas dongeng hijaunya

Aku tak perlu mengemudikan gelombang verbal kepadanya
Dia tak perlu menggoreskan ruam dialektika yang mesra
Bahkan tidak perlu meruncingkan saturisasi persepsi
Yang menenggelamkan dan menyuramkan sayap harmonisasi dalam panasnya topeng dikotomi

Aku tetap monster kopi
Yang menerbangkan hangatnya lembaran mimpi dan realita
Ke dalam tangga nada hiperrealitasnya

–jalan raya dan rumah. 16/09/2001. -+ 06:45 pm.

About Tia Chasmani

I'm a journalist. I speak through writings, see through lenses, have music in my shoes, arts in my bag, and I'm walking in logic and lunatic.
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment